Rabu, 18 November 2015

Dia, harapan, kecewa dan keikhlasan

Kembali menulis tentang secerca kenangan tentang mu, sekiranya ini untuk mengenang mu disuatu masa,dimasa depan di dunia baruku nantinya. Untuk sekedar mengingatkan bahwa dimasa kemarin, tepat dibulan november, ada kisah, ada sebuah perjuangan yang harus dihentikan. Ini bukan tentang rasa bosan, bukan karena penghianatan bukan tentang sakit hati. Mungkin tepatnya "mengikhlaskan".
Awal mengenalmu, semua merubah pandanganku tentang rasa. tentang tidak ada rasa yang akan terbagi kepada oranglain selain kepadanya hingga akhirnya ketika bertemu dengannya. dia benar-benar sosok luar biasa. Pertemuan dengannya berawal dari kegiatan kemanusiaan. Sedikit bercerita tentang diri saya dan kegiatan saya yang akhirnya menjadi wadah pertemuan kami selanjutnya. Saya adalah salah satu anggota dari sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa Unhas yaitu SAR yang bergelut dalam kegiatan kemanusiaan. Siang itu sekitar pukul 11.00 wita, saya sedang berdiskusi dengan teman saya tentang perencanaan pemasangan papan peringatan di danau tanralili yang sedang padatnya didatangi para penikmat alam. Tiba-tiba pintu berbunyi, terdengar suara ketukan dan ucapan salam. Saya lalu berlari membukanya, ketika membuka didepan saya telah berdiri seorang lelaki yang mungkin umurnya tidak jauh beda dengan saya. Ia tinggi, putih, berpakaian kemeja hitam-putih, dengan celana jeans biru, ia masuk, kemudian saya pun menyambutnya, mempersilahkan duduk lalu mengajaknya mebgobrol tentang tujuannya hingga sampai di posko SAR.rupanya ia sedang mencari relawan pendonor darah O untuk keluarganya.  saya dan dua senior mengatakan siap untuk mendonor darah.  kami kemudian berangkat, dia kemudian menawarkan diri untuk membonceng saya ke UTD pusat. Di atas motor, kami mengobrol, seputar perkuliahan hingga tiba di UTD. Saya, dia dan dua senior saya memasuki ruangan UTD. Dia mempersilahkan kami duduk untuk menunggu petugas UTD, dia lalu pergi berbicara kepada perawat untuk segera mengambil darah kami. Rupanya kebutuhan darah untuk keluarganya sudah terpenuhi siang itu. Perawat mengatakan bahwa kami siaga saja untuk mendonor jika tiba-tiba pasien membutuhkan darah. Saya dan dua senior mengatakan siap saja kapanpun dibutuhkan. Dengan wajah lesu dia mengantar saya kembali ke kampus. di jalan kami masih saja saling bertanya tentang kuliah. Dia kuliah disalah satu Universitas swasta, mengambil konsentrasi teknik pertambangan dan sementara menyusun tugas akhir. sesampai dikampus Ia pun pamit. Dan hanya kata "hati-hati, mewakili  kalimat "saya senang bertemu anda, semoga kita masih dapat berjumpa dilqin waktu". Saya kemudian kembali ke posko SAR-UH melakukan aktivitas yang belum selesai. Pukul 15.20 perencanaan kegiatan ke danau tanralili selesai, saya pun bergegas meninggalkan posko SAR-UH, berpindah ke himpunan Arkeologi, didalam saya menduduki jabatan pengurus sebagai anggota dari Departemen penelitian dan kegiatan lapangan. Semester ini memang cukup padat. selalu saja ada kegiatan setiap harinya entah rapat, diskusi dll. tidak terasa