Rabu, 18 Maret 2015

arkeologi islam "aliran india"



Mata Kuliah: Arkeologi Islam
Nama: Hikmah
Kamis 19 maret 2015
Kesenian Islam Di India
Sejak permulaan abad 8 daerah Sind, ialah Lembah Sungai Indus, telah menjadi daerah Islam. Tetapi perluasan kekuasaan Islam di India selanjutnya baru dimulai lagi pada permulaan abad 11 oleh Mahmud dari Gaza yang dapat merebut daerah Pancat Barat. Pada tahun 1193 Kota Delhi juga jatuh ditangan Islam dan pada permulaan abad 13 Seluruh India Utara telah menjadi daerah Islam. Sampai abad 16 India Utara telah diperintah oleh raja-raja dari Afganistan atau raja-raja dari suku bangsa Turki yang berkedudukan di Delhi. Pada tahun 1526 kota ini jatuh ditangan Zahir-ud-din-muhammad, lebih dikenal dengan sebutan Babur (Harimau) dan mulailah zaman Mogol Besar di India. Diantara raja-raja Mogol yang terkenal ialah Akbar (1556-1605) dan Syah Djohan (1618-1658).
Sejak zaman dahulu Delhi merupakan pusat kekuasaan dan kebudayaan Islam di India. Disekitar kota ini kita dapatkan peninggalan monument-monumen dari zaman Islam. Pada saatnya seorang raja dapat merebut Kota Delhi dari tangan raja lain, maka sering terjadi bahwa raja baru ini mendirikan ibu kota baru pula, tidak jauh dari kota lama. Kota yang baru ini lazim disebut dengan nama dari raja yang mendirikannya. Misalnya Firozabad dari raja Firoz Syah. Syah Djohanabad dari Syah Djohan dan lainnya sehingga sekarang disebelah selatan Kota Delhi kita dapatkan tidak kurang dari tujuh tujuh buah kota-kota lama, bekas dari ibukota dari para raja. Tetapi kota-kota ini sebagian besar telah merupakan puing, kecuali beberapa masjid-masjid besar atau bekas-bekas kuburan indah dalam berbagai tingkat kerusakan. Kota Agra dan Lahoro juga pernah menjadi pusat pemerintahan Zaman Mogol, disanapun kita dapatkan monument-monumen islam.
Dalam kesenian islam di India, kita lihat unsur-unsur kesenian India asli, tidaklah mengherankan, karena pada saat Islam datang di India, disana telah ada tradisi-tradisi kesenian yang sangat kuat. Sejak permulaan pengaruh-pengaruh kesenian Hindu telah meresaap dalam kesenian Islam. Hanya di India tidaak kita lihat adanya satu corak khusus kesenian islam seperti di Persia. Hal ini disebabkan karena pada waktu itu di India sendiri telah tidak ada lagi kesatuan dalam kesenian India telah terpecah-pecah dalam berbagai corak kesenian setempat.
India adalah negara yang kaya sekali akan bermacam-macam batu alam yang baik. Sejak zaman hindu, bahan inilah yang terutama dipergunakan dalam seni bangunan, (arsitektur batu alam). Waktu Islam datang di India, maka masjid serta bangunan lainnya juga dibuat dari batu alam, jadi tidak seperti dipersia, dimana batu merah merupakan bahn terpenting untuk mendirikan bangunan-bangunan (baksteenarsitektur). Seperti telah diterangkan dilain tempat, masjid-masjid dari aliran Persia dengan perubahan-perubahan karena pengaruh-pengaruh  kesenian setempat juga terdapat di India. Pada umumnya dapat dikatakan,  bahwa corak bangunan Islam di India merupakan percampuran corak Persia dan corak hindu asli. Sebagai hasil dari seni bangunan Islam di India kita sebutkan masjid-masjid, kuburan-kuburan indah dan istana-istana.
Masjid dari India menunjukkan sifat-sifat sebagai berikut:
Ø  Semua masjid-masjid besar di India mempunyai susunan masjid-halaman, jadi susunan masjidtertua dari aliran Arab, yang rupa-rupanya pada zaman awal dating di India melalui aliran Persia.
Ø  Bentuk masjid-madrasah dari zaman Soldjuki rupa-rupanya mendapatkan tempat dalam arsitektur masjid-masjid di India.
Ø  Bangunan-bangunan pintu gerbang yang serba besar serta kokoh berhadapan dengan bagian kiblah dan merupakan pintu yang menuju kehalaman masjid. Pintu gerbang ini mengingatkan kita kepada iwan yang ada di Persia.
Ø  Tiang-tiang dalam liwan memikul deretan dari kubah-kubah kecil yang merupakan atap. Kubah-kubah kecil itu merupakan kubah “palsu” atau merupakan kubah yang dibuat dari sepotong  batu.
Ø  Pada dinding kiblah sering kita dapatkan tiga sampai tujuh buah mihrab.
Pada zaman Mogol digunakan kubah-kubah besar yang berbentuk teratai. Lengkung-lengkung pada masjid dan bangunan-bangunan dari zaman islam yang awal adalah lengkung tajam yang menyerupai lengkung tajam dari Syria.
Sebagai contoh dari masjid dari zaman awal yaitu Masjid Kuwwat-Ul-Islam (kekuasaan Islam) yang didirikan oleh Kutb-ud-din Ibak di Delhi pada tahu 1193 untuk memperingati jatuhnya kota ini di tangan islam. Dari masjid ini, sekarang hanya tinggal menaranya saja, ialah Kutb Minar. Semula masjid ini merupakan masjid-halaman. Tiang-tiang berukiran yang digunakan berasal dari rumah-rumah pemujaan hindu dan djaina. Seperti yang telah diterangkan diatas, atap terdiri dari deretan kubah kecil dari batu alam. Pada tahun1225 Kutb Minar ditambahkan pada masjid ini. Menara ini tingginya tidak kurang dari 70 meter dan terdiri dari 5 tingkatan yang makin keatas makin kecil. Ketiga tingkatan dari bawah dibuat dari batu pasir merah sedangkan dua tingkatan lainnya dibuat dari marmer putih. Tiap-tiap tingkatan mempunyai balkon yang dihias indah sekali. Pada tahun 1310 masjid ini ditambah sebuah pintu gerbang disebelah selatan yang disebut Ala’I waraza.  Masjid lainnya terdapat di Bonggala, Gujarat dan di Kota Bijabur. Pada masjid-masjid tersebut pengaruh tradisi kesenian setempat tampak sangat jelas.
Pada Zaman Mogol pengaruh-pengaruh dari Persia bertambah kuat. Di Fathur-Sikri dekat Agra kita dapatkan masjid besar yang didirikan oleh Akbar. Masjid ini juga merupakan masid-halaman dan mempunyai sebuah pintu gerbang besar yang berbentuk segi delapan.
Pengaruh Persia tedapat pada Iwan, sedangkan bentuk paviljun kecil sebagai perhiasan atap menunjukkan pengaruh-pengaruh dari kesenian Hindu. Di Delhi kita dapatkan masjid “Djami” dari Syah djohan yang sampai sekarang masih dipergunakan. Masjid ini mempunyai 3 buah kubah besar yang berbentuk teratai. Kegiatan dalam lapangan seni bangunan tidak hanya terbatas pada pembuatan masjid saja, tetapi juga dapat kita saksikan pada kuburan-kuburan indah. Bahkan dipandang dari arsitekturnya, kuburan-kuburan ini lebih penting daripada masjid-masjid. Dari berbagai raja, baik dari Zaman Mogol maupun dari zaman sebelumnya, kita kenal kuburan. Akbar telah mendirikan kuburan yang indah bagi ayahnya ialah kuburan dari Humayun. Kuburan dari Akbar sendiri terdapat di Sikandra dekat Agra/ jarak kuburan-kuburan dari Zaman Mogol menunjukkan percampuran jarak yang harmonis anatar Corak Persia-yang dapat kita lihat pada iwan dan rongga-rongga dalam dan corak hindu. Unsure-unsur hindu jelas sekali dalam penggunaan kubah-kubah teratai dan paviljun kecil di atap.
Diantara kuburan-kuburan di India yang terkenal ialah Taj Bibi Ka Roza atau sekarang yang lazim disebut dengan Taj Maahal Mausoloum ini didirikan oleh Syah Djohan di Agra ditepi Sungai Yamuna untuk memperingati permaisurinya, Mumtaz-i-Maahal, yang telaah meninggal pada tahun 1629 setelah melahirkan seorang putera. Pembuatan Mousoloum ini dimulai pada tahun 1632 dan baru selesai pada tahun 1647, meskipun dalam pembuatannya telah dikerahkan 20.000 orang pekerja tiap harinya. Menurut keterangan, Taj Mahal ini telah memakan biaya yang jumlahnya tidak kurang dari emmpat setengah juta pound sterling. Sebagai perencana atau arsitekturnya disebut Ustadz Isa, seorang Turki yang berasal dari Konstantinopel.
Taj Mahal merupakan bangunan dikelilingi oleh dinding yang kuat dengan du buah masjid yang yang mengapitnya. Sebuah bangunan pintu gerbang dengan iwan merupakan pintu masuk kedalam taman, penuh dengan kolam-kolam,saluran-saluran air dan pancaran-pancara air yang mengelilingi Mousoloumnya yang terbuat dari Marmer putih. Mousoloum ini didirikan diatas teras yang tinggi. Dalam garis denahnya merupakan segi delapan. Dinding-dinding tebal, sehingga ruang dengan makam didalamnya dapaat dikatakan kecil. Bangunan seluruhnya dihias secara indah dan mewah sekali, dimana digunakan bermacam-macam batu akik yang disusun sehingga merupakan perhiasan Turiq dan lain-lain. Ruang kubur dikelilingi pagar yang tebuat dari marmer dengan ragam hias yang terdiri dari daun-daunan serta bunga . pada keempat sudut dari teras didirikan sempat buah menara. Syah Djohan sendiri kemudian juga dimakamkan dalam Taj Mahal ini.
Kurang lebih pada waktu yang bersamaan, di Bidjapur didirikan Gol Gumbaz merupakan Mousoloum dari Muhammad Adil Syah. Gol Gumbaz merupakan bangunan persegi dan mempunyai kubah yang tersebar dalam dunia islam.
Didekat Agra, delhi dan lain-lain dapat kita temukan peninggalan-peninggalan dari istana pada Zaman Mogol. Istana-istana dari Akbar di Fathpur-Sikri dan dari Syah Djohan di Delhi membuktikan bahwa dalam arsitektur –istana kesenian Islam di India mencapai hasil-hasil yang mengagumkan.
Pada Zaman Mogol Awal, seni miniature yang berasal dari Persia juga mulai berkembang. Humayun (ayah dari Akbar) telah memerintahkan membuat gambar-gambar sebagia ilustrasi dari sebuah kitab dengan kumpulan-kumpulan ceritera tentang pengalaman-pengalaman Amir Hamza. Dalam waktu 20 puluh tahun telah selesai tidak kurang dari 1400 lembar.
Pada zaman Akbar penggambaran ceritera-ceritera makin berkurang dan beralih pada potret dari para raja dan para pembesar.
Sumber: Soetrisno, seni rupa islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar