Terimah kasih
atas hidup yang telah tuhan berikan kepada saya, terimah kasih untuk segalanya,
walaupun kadang aku merasa hidup itu cukup tidak adil.
Hidup itu memang pahit, pahit jika segalanya
kita lakukan dengan keterpaksaan, terpaksa menjalani takdir. Segala yang terjadi terhadap ku, semuanya
pasti rencana baik tuhan. Tidak ada yang mudah dalam hidup jadi tidak salah jika seseorang rela berbuat apapun agar tetap bisa bernafas.
Sekarang saya
telah cukup dewasa untuk hidup sendiri dan bersaing di tengah dunia dan
orang-orang modern. saya bodoh, saya tidak punya apa-apa untuk di banggakan,
saya orang miskin. Tapi saya punya keyakinan dan saya punya kepercayaan, kalau
tuhan ada dan menggengam tangan saya dalam situasi apapun, saya percaya tuhan
tidak akan berhianat seperti manusia.
Bertahan sampai
sekarang bukan hal mudah, saya berjuang melewati segalanya. Jatuh dan bangkit.
Namun ada satu hal yang dulu sangat sulit saya lewati yaitu terjatuh oleh
cinta. Saya hampir terpuruk karenanya.
Ini adalah kisah
cinta saya , cinta terhadap seseorang yang tidak pernah mengerti. Cinta terhadap
seseorang yang membuat saya hancur. Cinta terhadap seseorang yang membuat saya lupa dengan diri saya sendiri .
seandainya takdir itu dapat kita ketahui, mungkin saya memilih untuk tidak
menjalani takdir ini. Namun mungkin hidup tanpa kesulitan itu tidak memberi
kita pengalaman hidup untuk diingat saat kita berdiri didepan ribuan orang.
Hidup adalah
pilihan, setiap jalan yang kita lalui, adalah pilihan, bahagia atau pun sulit
semuanya tergantung dengan pilihan kita. Dan saya memilih untuk melupakannya.
Saya mengenalnya
cukup lama , kami satu sekolah saat di SMP, dia senior saya. Dan perasaan saya
pun sudah lama ada, bisa di bilang saya diam-diam menyukainya. Namun saya tidak
pernah berani menegurnya apalagi untuk mengungkapkan perasaan ke dia. Suatu ketika saya berangkat ke sekolah, setiap
pagi saya selalu menunggu angkot untuk berangkat kesekolah, namun angkot tidak
ada muncul-muncul. Saya mulai cemas, jam menunjukkan pukul 7.20 hanya tersisa
waktu 40 menit sebelum waktu masuk . inilah salah satu rencana Tuhan. Dia
lewat, saya berharap dia singgah, dan yahh??? Dia singgah. Untuk pertama
kalinya saya bisa dekat dengan dia. Ini adalah kebahagian pertama bersamanya. Diatas
motor kami tetap bungkam, dengan sedikit keberanian saya mulai membuka pembicaraan.
Awal dari kebahagiaan dan awal sebuah kebimbangan hati. seiring waktu berlalu
kami mulai akrab, hampir tiap hari kami berangkat dan bahkan pulang sekolah dia
selalu menunggu saya. Dia juga selalu memberi perhatian lebih kepada saya, kami
pun biasa menghabiskan waktu libur berdua. Mungkin akibat kedekatan itu, disekolah mulai menyebar desas-desus kalau
kami memiliki hubungan spesial. Di dalam hati saya sedikit muncul kebahagian,
betapa tidak, walaupun cuman desas-desus “saya dan dia” itu adalah kebahagian
walaupun ejekan. Saya rasa dia juga mungkin bahagia karena hal ini. Saya mulai
tersadar apa yang kita inginkan, tidak selalu
sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Saya heran, dia
mulai berubah, dia mulai cuek dan selalu menghindar jika berpapasan dengan
saya. Tapi apa maksud semuanya selama ini ???
Saya juga
berusaha menjauh darinya. Saya berusaha melupakannya. Akhirnya saya tahu
mengapa ia berubah. Ternyata dia dekat dengan orang lain. Setelah seminggu
menjauhi saya, dia akhirnya jadian. Sudah
pasti
rasanya seperti apa sakit yang saya rasa. Dia memberi mu madu namun dalam madu
itu ada racun. Dia mengangkat mu di
hatinya namun karena sesuatu hal yang mungkin tidak ada di dalam dirimu, lalu
dia menurunkan mu. Dia menggenggam mu namun melepas mu kembali.
Saya mencoba
menahan perasaan saya. Dan inilah sakit hati pertama darinya. Saya terus
berusaha melupakannya, semuanya tidak
hilang begitu saja. Masih tetap ada ruang untuknya, karena saya yakin walaupun
hari ini dia belum bisa menyukai saya, saya percaya entah esok, lusa, ataukah
beberapa tahun kedepan, dia bisa menyukai saya.
Sakit hati.
wanita sangat susah untuk melewatkan hal ini dan untuk melaluinya mereka
mencari pelampiasan untuk mengeluarkan segala sakit yang ada dihati mereka. dan
itu juga jalan yang saya lakukan untuk menghilangkan penat di hati. saya
menjalin hubungan dengan teman masa kecil saya, sejujurnya saya juga pernah
menaruh perasaan ke dia tapi itu sudah lama. Hampir setahun saya menjalin
hubungan dengannya. Putus nyambung itulah
yang terjadi dengan hubungan kami, namun rasa sayang saya mulai tumbuh. Tingkat
kecemburuan saya sangat tinggi, karena beda sekolah rasa cembru itu sangat
tajam. Dan juga banyak yang tidak setuju dengan hubungan kami terutama
keluarganya, akhirnya hubungan kami hancur. Semuanya juga percuma jika tetap
dilanjutkan tohh keluarganya tidak setuju. Setelah hubungan ini berakhir saya mencoba menyendiri,
mungkin ini cara yang lebih baik.
Tidak terasa
sudah lama juga tidak ada kabar dari dia. Hingga ketika saat kelulusan SMP,
saya dengar ia memustuskan untuk kembali
ke kampung orangtuanya untuk melanjutkan sekolahnya. saya sangat mengingat kata
terakhir sebelum ia pergi, dia mengirim pesan singkat. “sebelumnya saya minta maaf,
telah mengecewakan anda, lewat pesan ini saya mengatakan sejujurnya, saya
meyukai anda, namun ini mungkin bukan waktu yang tepat untuk mengungkapkannya,
kita masih anak -anak, masih banyak yang perlu kita raih, kita masih perlu
belajar tentang apa itu “suka” dan apa itu “cinta”. Cukup anda tahu perasaan
saya dan semoga perasaan anda seperti perasaan saya. saya janji suatu saat saya
akan kembali mengungkapkan cinta sebenarnya. Saya pamit lewat pesan ini. Saya
tidak akan melupakan anda dan saya harap anda juga tidak melupakan saya.”
Setelah
membacanya, saya begitu terpukul. Saya mencoba menahan air mata saya. Mencoba
tegar. Perasaan memag tidak bisa di bohongi dan ini adalah cinta nyata yang
timbul di hati saya. Saya akan menunggu anda.
setelah ia
pindah saya tidak pernah lagi mendengar tentangnya . saya masih tetap berharap
bahkan saya selalu menunggunya. Jika liburan tiba saya selalu mencari kabar,
apakah dia datang atau tidak namun ia
benar-benar tdak penah muncul. Mungkin dia sudah melupakan saya.
Seiring waktu
berlalu dan kejenuhan mulai menjalar. Dia tidak pernah lagi muncul di fikiran
saya. Saya kembali mulai mejalani hidup, hampa, namun tetap nikmat dijalani. Saya mencoba
kembali seperti dahulu, tanpa cinta, tanpa beban, tanpa kesedihan yang ada
hanya kesendirian.
3 tahun berlalu,
saya duduk di kelas 2 SMA. Saya masih tetap menikmati kesendirian, mungkin
karena masih trauma dan ketakutan atau karena hati saya tetap ingin menunggunya.
Dan hampir 3 tahun juga belum ada kabar darinya.
Dalam fikiran saya, dia pasti telah menikmati hidup dan cinta yang lebih indah
disana.
Sebelum masa SMA
berakhir, saya kembali menjalani hubungan dengan seseorang. Lucunya kisah kami
bermula hanya karena salam. Sebenarnya saya memang sudah lama suka, karena dia
tipe orang yang cuek sama cewek, inilah yang membuat dia istimewa. Setiap jam
sholat, saya selalu pura-pura lewat didepan kelasnya, hanya agar dapat
melihatnya. dia pemalu, ketika tahu ada cewek yang mendekatinya dia selalu lari
menghindar, dan sekali lagi ini yang membuatnya istimewa. Karena melihat
tingkahnya begitu, saya lalu mencoba menitip salam ke dia lewat pacar temanya.
Tak pernah terfikirkan, ternyata dia juga menyukai saya, saya senang, perasaan
saya tidak bertepuk sebelah. Beberapa hari setelah titip salam itu, tengah
malam, dia menghubungi saya, kamipun berbincang-bincang, tiba-tiba dia
mengatakan perasaannya ke saya. Saya kaget, saya sempat berfikir kalau mungkin
dia mau menjebak saya. Malam itu saya tidak memberinya jawaban, saya minta
bukti, memintanya datang ke masjid sekolah saat jam istrahat. Yahh ini adalah
anugrah, ketika keputus asaan mendera, Tuhan selalu mengirim malaikat,
membawakan kita setumpuk kebahagiaan. Tuhan selalu menyiapkan kebahagian namun
manusia tidak pernah tahu menikmatinya, saat bahagia, manusia selalu amnesia, manusia
selalu lupa bahwa Tuhan adalah sutradara hidupnya.
Kisah hari ini
selesai, hari ini berubah menjadi hari kemarin. Hari kemarin tergantikan
menjadi hari ini lagi. Bel sekolah
berbunyi, saya kemudian berlari menggenggam tangan teman saya, berlari menuju
masjid. Sesampai di masjid saya lalu memantau halaman samping kiri-kanan, depan
belakang. Dan terakhir dalam masjid. Saya melihatnya, ternyata dia benar-benar
serius. Saya akhirnya kembali berlayar dalam kisahnya.
Hari ini 4 april
2014, hampir setahun saya kuliah di makassar. Sebuah kota besar, di mana kapan
dan dimana saja dapat menghancurkan pribadi seseorang dengan singkat . saya berhasil masuk di salah satu universitas
besar. Sebuah kampus yang saya harap bias mengantarkan saya
pada sebuah jalan menuju impian-impian saya terdahulu.
Waktu terus berjalan, seperti aliran sungai yang tak
pernah putus. Saya telah menjadi seorang mahasiswa namun saya rasa tidak ada
yang berubah dalam hidup saya hanya saja mungkin status saya yang bukan lagi
siswa. Tidak terasa pula hampir setahun saya menjalani hubungan dengan teman
SMA saya, hubungan kami berjalan begitu tenang, tidak pernah ada pertengkaran,
semua yang saya inginkan selalu saja dia penuhi. Kembali memutar waktu, dia
tidak lanjut kuliah, dia sangat tidak tertarik dengan dunia perkuliahan baginya
hanya membuang waktu saja, namun dia berencana mencoba tes polisi. Pada awal
semester pertama, kami sama-sama berjuang mencari jati diri, saya kuliah dan
dia tes polisi. Meski sama-sama sibuk, saya selalu mencoba meluangkan waktu
menemaninya. Mungkin belum ada rezki Allah untuknya, dia gagal tes akhir. Saya
lihat dia begitu kecewa, saya mencoba memberinya support, meyakinkannya bahwa
gagal itu biasa, terus saja mencoba. Dia berusaha tegar menerimanya, akhirnya
pada malam itu juga dia berkemas untuk kembali ke kampungnya, dia mencoba
iklas, dan dia selalu saja sperti ini, diam, sabar, mencoba menutupi semua
kekecewaannya terhadap sesuatu. Inilah yang selalu membuat saya kagum
dengannya. Sebelum kembali, dia mengajak saya membeli sebuah boneka, dia
mengantarkan saya ke toko boneka, lalu membiarkan saya memilih-memilih, dengan
senang hati saya mencari-mencari yang terbaik. Saya lalu tertarik dengan sebuah
boneka bulat, besar, tidak mempunyai tangan dan kaki, hanya sepasang mata, yang
menunjukkan ekspresi marah, dan bibir yang runcing berwarna kuning, yahh itulah
angry birds kartun favorit saya. Setelah menentukan pilihan, dia lalu
membayarnya, mengantarkan saya kembali ke kos, di jalan dia berkata “maaf cuman
bisa belikan kamu ini, maaf janji yang kemarin belum sempat saya tunaikan, tapi
saya janji saya akan menepatinya. Saya hanya diam, saya sudah tidak bisa
berkata-kata lagi, dalam hati saya berbisik “ini lebih dari cukup, setidaknya
jika nanti kita tidak bisa saling menegur lagi, mungkin benda ini yang akan
membuat saya selalu menginat anda, bahwa dahulu ada seseorang yang selalu
begitu sabar, tenang pernah menyelip menggenggem hidup saya, dan bahkan benda
ini juga yang akan setia terdiam mendengar gerutu saya tentang anda entah itu
celoteh rindu saya pada anda”. Saat tiba di depan kos, dia lalu cepat berbalik,
saya lihat dia mencoba mengumpulkan kekuatannya untuk memberikan kata terakhir,
sebelum jarak memisahkan kami. Dan sperti biasa pembawaannya yang begitu tenang
mencoba mengeluarkan kalimat “jaga diri, ingat orangtua di rumah, jangan banyak
gaya’. Huuffff ??? hanya itu yang dia katakan, setelah itu dia berbalik, menarik
kencang gas motor, dan menghilang diantara hiruk pikuk jalanan kota. Saya baru
tersadar jika dia telah pergi, meninggalkan saya dalam keadaan konyol. Arrrgghh
dasar bodoh, kenapa meninggalkan saya tanpa mengizinkan saya untuk menyampaikan
apa yang saya rasa. Dalam gelap, angin bertiup lembut, membawa aroma bunga
kuburan, dalam diam saya menangis. Apakah kita akan bisa kembali melewati hari
seperti kemarin. Saya tahu kita pasti akan kembali bertemu nantinya, tapi
apakah saat waktu mengizinkan hal itu, apakah perasaan saya dan kamu akan
sehangat seperti hari kemarin dan sampai hari ini atau apakah saat waktu
membuka jalan pertemuan kita, kita akan kembali bertemu namun bukan lagi
seperti diri kita kemarin dan sampai saat ini, apakah kita akan berubah menjadi
seseorang yang berbeda, kembali seperti saat-saat SMA dulu,kita saling kenal namun tidak saling menegur lagi. Begitu sesak
memikirkannya.
Waktu
kembali berjalan seperti semula, tidak terasa saya telah sampai di penghujung
semester satu, rasanya senang akhirnya akan ada libur panjang, namun saya tidak
bisa kembali, banyak urusan kampus yang harus diselesaikan. Padahal rindu
semakin menjalar didalam hati. Untung saja belum berbuah hahhaaha. Hampir lupa,
hubungan kami masih berlanjut namun akibat hubungan jarak jauh atau tepat
LDR’an mulai memberi pengaruh buruk. Komunikasi sudah jarang, spertinya kami
sibuk dengan dunia kami masing-masing, saya sibuk kuliah dan dia sibuk membantu
usaha orangtuanya. Walaupun komunikasi jarang, diam-diam dia memberikan saya
surprise, dia memberanikan diri mendatangi ruamah, bertemu dengan ibu dan
memberikan ibu sebuah hp, untuk segera dikirimkan ke saya, katanya hikmah
membutuhkan ini. Ibu begitu kagum melihatnya, ibu kagum melihat tingkahnya yang
begitu berani. Waktu kembali berjalan lagi, waktu berlalu, meninggalkan saya,
seperti ada yang ikut berlalu meninggalkan saya, yahh perasaan saya yang juga
ikut berlalu. Hubungan kami mulai hambar, saya kembali tersadar saya tidak
mencintai dia, hanya saja perasaan kagum yang begitu luar biasa terhadapnya,
dan akibatnya perasaan saya berubah menjadi sebuah kebosanan. Saya berusaha,
memaksa perasaan saya untuk menyukainya, namun betul-betul sudah tidak bisa,
akhirnya hubungan kami berakhir. Minggu pertama dia tidak pernah menghubungi
saya, katanya biarkan saya membuat diri saya percaya jika kita benar-benar
berakhir, saya berusaha mengabulkan permintaannya dan mulai saat itu kami tidak
pernah berkomunikasi lagi. minggu berikutnya, saya terheran, dia menelpon saya
dan dengan suara yang berat, dia mulai berbicara “saya ternyata tidak bisa
tanpa anda, saya sudah mencoba namun benar-benar tidak bisa, apakah kita tidak
bisa kembali”. Saya terharu mendengarnya, saya berfikir “jika tetap melanjutkan
hubungan ini, pastilah akhirnya lebih pahit lagi, dia kan lebih terluka”. Saya
berusaha meyakinkannya bahwa pasti dia bisa tanpa saya, tohh dunia ini luas,
dan dia berhak bahagia. Setelah itu, dia menutup telpon dan menghilang tanpa
jejak dari hidup saya. Kembali tersadar jika hari-hari yang saya lalui, terasa
banyak yang hilang, tanpa dia. Dan sampai hari ini dia belum juga bisa menerima
keputusan saya, dia selalu menghindar dari saya. Maaf untuk semuanya, saya
penghianat dan terimah kasih sudah banyak menulis kisah-kisah lucu, sedih,
memalukan dalam hidup saya. Terimah
kasih atas kesetiaannya menemani saya, terimah kasih. Dan satu yang saya perlu
katakana , sampai saat ini ibu saya masih terkagum dengan anda, dia selalu
menanyakan tentang anda.
Orang
selalu berkata bahwa “mungkin kita tidak akan pernah menyadari arti sesorang
saat masih ada di samping kita namun setelah ia pergi semuanya baru akan teras,
rasa sakit, penyesalan semuanya baru akan terasa”.
Waktu
kembali berjalan, saya telah masuk semester 2, setelah semua kejadian itu, dia
benar-benar hilang, kabar terakhir yang saya dengar, dia kembali ikut tes
polisi, namun ad juga yang bilang dia melanjutkan kuliah di UVRI jurusan
pertambangan, tapi ada juga yang bilang jika dia kembali seperti semula,
membantu mengerjakan CV orangtuanya. Entahlah yang mana benar, yang penting saya senang dia masih
terus bertahan dan berjuang dalam hidupnya.
Saya
cukup cepat melupakannya, mungkin karena kesibukan kampus yang begitu padat.
Pada akhirnya saya kembali terjatuh ke masa lalu, kembali pada seseorang yang
pernah selalu saya tunggu. Yahhh dia, saya begitu kaget saat dia menghubungi
saya, dia menanyakan segalanya,kami kembali akrab kembali. Tidak berapa lama
setelah itu, dia menyatakan perasaannya ke saya, saya tidak berfikir lagi, saya
langsung saya meresponnya “ya saya menerima anda”. Ini adalah kecerobohan saya,
selalu saja bertindak, melakukan sesuatu tanpa berfikir. Setelah saat itu,
kamipun sering jalan bersama. Kepercayaan saya terhadap dia mulai memadat,
ternyata saya salah kaprah, dia masih seperti dahulu terlalu egois akibatnya
hubungan kami hanya berjalan sebentar saja. Saya begitu kecewa, orang yang
selalu kita harapkan bisa membuat hal yang lebih baik dalam hidup kita justru
orang yang akan mempersulit jalan kita. Hidup ini begitu ironis, selalu saja
Tuhan memberi kita pilihan dan jalan yang sulit di tafsirkan oleh akal. Tapi
Tuhan penyair dan pengarang kisah yang begitu hebat selalu menciptakan
bait-bait puisi yang begitu pasti maknanya dan selalu membuat kisah yang
endingnya kadang membuat kita tertusuk hingga pemikiran-pemikiran singkat untuk
mengakhiri petualangan kita di dunia segera menjadi jalan terbaik. Manusia
adalah mahluk yang begitu mudah mengikrarkan sesuatu, tapi pada akhirnya mereka
juga mudah mengingkari semudah saat mereka mengikrarkan sumpah busuk mereka.
Sampai
saat ini saya masih saja terkagum dengan diri anda, tapi saya lihat sepertinya
anda telah menemukan sebuah dunia baru, dunia yang selalu membuat anda lupa,
lupa bahwa dahulu ada seorang wanita yang tidak begitu cantik, tapi juga tidak
begitu jelek pernah jatuh bangun mendapatkan anda bahkan sampai menunggu anda
begitu lamanya. Sayang saat kita menjadi pemeran dalam kisah ini, kita belum
paham dan belum memaknai peran kita masing-masing.
Kamu
adalah kisah hidupku, kisah yang memberikan begitu banyak inspirasi hidup,
kisah yang pernah mendorongku terus berlari melawan hidup, kisah yang
mengajariku menunggu, kisah yang mengajariku melakukan perjuangan hebat yang
pada akhirnya hanya meninggalkan keterpurukan. Namun semuanya tidak sia-sia
setidaknya banyak hal yang bisa dipelajari dan diperbaiki jika Tuhan izinkan
dikisah berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar